PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PROPOSAL USAHA
PEMANFAATAN UMBI TALAS
MENJADI PRODUK CEMILAN BERUPA KERIPIK TALAS
Disusun Oleh:
DADANG MARYANTO
07460010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2011
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Umbi Talas Menjadi Produk Cemilan
Berupa Keripik Talas
2.
Bidang Kegiatan : PKMP PKMK
|
PKMT PKMM
3. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Dadang Maryanto
b. NIM : 07460010
c. Jurusan : PGSD
d. Universitas : PGRI Yogyakarta (UPY)
e. Biaya Kegiatan Total
Dikti : Rp 354.500,-
Sumber Lain : Rp -
4. Jangka Waktu Pelaksanaan: Bulan Juni s/d Oktober Tahun 2011
Yogyakarta,
Menyetujui
Ketua Jurusan Pelaksana
(Dr. Sunarti. M. Pd ) (Dadang Maryanto)
NIP. NIM. 07460010
Pembantu Rektor Bidang Dosen Pendamping
Kemahasiswaan
(…………………………..) (Dra. Tri Siwi Nugrahani, S.E, M.Pd)
NIP. ...…………………… NIP. …………………
A. JUDUL PROGRAM
“PEMANFAATAN UMBI TALAS MENJADI PRODUK CEMILAN BERUPA KERIPIK TALAS”.
B. LATAR BELAKANG
Sekarang ini banyak orang menjadi pengangguran yang diakibatkan kurang tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai, sehingga diperlukan terobosan baru untuk menciptakan peluang kerja. Akan tetapi bukan hal yang mudah untuk menciptakan peluang kerja di era masa kini. Disamping minimnya skill atau ketrampilan yang dimiliki, orang juga tersandung kendala di segi modal yang penting untuk menunjang suatu kegiatan usaha. Alternatif lain yang dipilih masyarakat untuk meminimalisasi kendala di segi keuangan yaitu dengan membuka usaha kecil-kecilan yang berskala rumah tangga. Sebenarnya usaha ini dapat menjadi usaha yang menguntungkan serta memberi peluang besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Namun yang sering terjadi, masyarakat sering mengalami kegagalan dalam menjalankan usaha kecil ini. Hal ini disebabkan kurangnya keterampilan mengembangkan dan membaca peluang usaha, sehingga diperlukan ide baru dan kreatifitas agar usaha tersebut dapat berjalan lancar dan dapat bersaing di pasaran.
Di Kabupaten Purworejo, salah satu peluang usaha yang masih terbuka lebar adalah usaha di bidang makanan ringan. Hal ini dilihat dari tingkat tingginya minat dan tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan ringan. Namun pemanfaatan umbi talas sebagai produksi skala besar di Purworejo masih jarang, karena rendahnya harga jual talas yang rendah sehingga kurang dimanfaatkan. Selain itu, produk olahan talas yang sudah ada cenderung kurang inovatif serta kualitas rasa dan penyajiannya yang kurang menarik, sehingga masyarakat menjadi jenuh dengan produk olahan talas. Untuk itu diperlukan produk baru yang mampu memenuhi permintaan masyarakat.
Dengan adanya produk olahan dari umbi talas berupa keripik ini, diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat sebagai produk camilan yang mengandung nilai gizi yang tinggi baik yang berasal dari umbi talas. Selain itu juga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari talas dan juga menjadi salah satu alternative peluang usaha sehingga dapat tercipta lapangan pekerjaan baru.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik perumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana cara pengolahan umbi talas menjadi keripik talas sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis talas?
2. Bagaimana cara pemasaran produk camilan keripik talas sebagai produk baru di masyarakat?
D. TUJUAN PROGRAM USAHA
Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis talas terutama umbi talas.
2. Menciptakan peluang usaha bagi masyarakat, khususnya bagi mahasiswa dan penduduk kabupaten Purworejo.
3. Menyediakan dan memperkenalkan produk inovasi dari talas untuk memenuhi permintaan pasar konsumen di Kabupaten Purworejo dan sekitarnya.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Diharapkan melalui kegiatan ini, talas dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya, dengan dihasilkan barang komersial serta dapat menjadi salah satu peluang usaha yang memiliki prospek yang baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan diadakannya kegiatan program ini adalah untuk:
1. Membangun jiwa wirausaha bagi mahasiswa, sehingga dapat melihat peluang dan memanfaatkannya menjadi suatu yang bernilai ekonomis.
2. Memanfaatkan talas sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
3. Membuka peluang usaha baru bagi masyarakat yang ingin menciptakan lapangan pekerjaan.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. TALAS (Colocasia esculenta(L.) Schott)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Asal mula tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl., baik liar maupun di tanam.
Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan. Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin. Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Umbi, pelepah dan daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obat maupun pembungkus. Daun, sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi. Tanaman ini mempunyai keterkaitan dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan karena mampu tumbuh di lahan yang agak berair sampai lahan kering.
2. UMBI TALAS
Umbi Talas berbentuk silinder atau lonjong sampai agak bulat. Kulitnya berwarna kemerahan, bertekstur kasar dan terdapat bekas-bekas pertumbuhan akar. Sedangkan warna dagingya putih keruh. Kandungan kimia dalam talas dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan tanah, dan umur panen. Umbi talas segar sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat. Kandungan gizi yang terdapat pada 100 gram umbi talas terdapat dalam tabel berikut :
Tabel 1. Kandungan gizi talas
Kandungan gizi | Talas mentah | Talas rebus |
Energi (kal) | 120 | 108 |
Protein (g) | 1,5 | 1,4 |
Lemak (g) | 0,3 | 0,4 |
Hidrat arang total (g) | 28,2 | 25,0 |
Serat (g) | 0,7 | 0,9 |
Abu (g) | 0,8 | 0,8 |
Kalsium (mg) | 31 | 47 |
Fosfor (mg) | 67 | 67 |
Besi (mg) | 0,7 | 0,7 |
Karoten total | 0 | 0 |
Vitamin B1 (mg) | 0,05 | 0,06 |
Vitamin C (mg) | 2 | 4 |
Air (g) | 69,2 | 72,4 |
Bagian yang dimakan (%) | 85 | 100 |
Umbi talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, essensial oil, resin, gula dan asam-asam organik. Umbi talas mengandung pati yang mudah dicerna kira-kira sebanyak 18,2% dan sukrosa serta gula pereduksinya 1,42%.
3. Keripik Talas
Keripik merupakan salah satu makanan ringan yang memiliki peminat yang banyak. Hampir semua orang mengenal dan menyukai keripik. Namun, selama ini keripik yang digemari kebanyakan orang terbuat dari ketela pohon (singkong). Adapun alat dan bahan serta cara pembuatan keripik umbi talas adalah sebagai berikut:
a. Alat
Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan keripik adalah:
· Kompor gas + tabung gas
· Penggorengan
· Saringan penggorengan
· Solet
· Pengaduk
· Sendok
· Baskom
· Pisau
· Lap
· Talenan
b. Bahan
· Umbi talas 20 kg
· Minyak goreng 3 kg
· Bawang Merah 2 ons
· Bawang puith 3 ons
· Ketumbar 0,5 ons
· Kemiri 0,25 ons
· Penyedap 3 bks
· Garam 1 bungkus
c. Cara Pembuatan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengupas kulit umbi talas kemudian mencucinya hingga bersih dan direndam dengan air yang ditambahkan garam dapur (NaCl) selama 30 menit agar rasa gatal dari umbi talas dapat dihilangkan kemudian ditiriskan.
3. Umbi talas yang sudah ditiriskan kemudian dipotong tipis-tipis lebih kurang 2-3 mm atau sesuai ukuran yang dikehendaki.
4. Haluskan bumbu kemudian larutkan dalam air secukupnya.
5. Masukkan umbi talas ke dalam baskom yang berisi larutan bumbu kemudian campur hingga bumbu meresap secara merata.
6. Panaskan minyak goreng.
7. Goreng umbi talas yang sudah dibumbui sampai matang dan renyah.
8. Tiriskan keripik, setelah kering dan dingin kemudian langsung dikemas dalam plastik kemasan yang ada dan diberi label di setiap kemasan.
d. Peluang Usaha Dan Kelayakan
1. Peluang Usaha
Produk makanan berupa keripik telah banyak dikenal dan dikonsumsi masyarakat. Keripik disukai oleh masyarakat berbagai usia baik anak-anak maupun dewasa, karena rasanya yang enak, gurih dan renyah. Melalui inovasi berupa keripik talas yang mengandung gizi yang tinggi serta rasanya yang enak dan gurih diharapakan akan meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap keripik talas ini.
Talas yang berlimpah di Purworejo ini memudahkan dalam pencarian bahan baku utama dari keripik talas ini. Selain itu harga bahan baku yang murah dan terjangkau karena dalam suatu usaha memiliki prinsip mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari modal yang sekecil-kecilnya. Jadi dengan bahan baku utama yang murah maka biaya produksi dapat diminimalisasi namun mendapat keuntungan yang maksimal. Kelayakan dalam suatua usaha, tidak terlepas dari berbagai faktor ketersediaan bahan baku, target konsumen, tingkat persaingan produk sejenis, dll.
Berikut adalah beberapa pertimbangan factor SWOT yang bisa ditemukan dalam menganalisis keberlangsungan usaha KERIPIK TALAS. Dimana terdapat 4 faktor yang menjadi pertimbangan yaitu kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), ancaman (Threath) adalah sebagai berikut:
Tabel. Faktor SWOT usaha pembuatan Keripik Talas.
Faktor SWOT | Usaha Pembuatan Keripik Talas |
Kekuatan (Strength) | Harga produk yang murah Bahan Baku yang melimpah Keunikan produk Kesukaan konsumen akan produk Umur simpan Produk yang panjang |
Kelemahan (Weakness) | Kurangnya promosi Kemungkinan kemasan yang kurang menarik |
Peluang (Opportunity) | Kesempatan biaya produksi murah Peluang pasar di Purworejo Kesempatan menguasai pasar |
Ancaman (Threath) | Standarisasi mutu Kemungkinan pesaing skala besar Perubahan selera masyarakat |
2. Analisis usaha Keripik Talas
Dalam 1 periode produksi keripik talas akan digunakan bahan baku umbi talas sebanyak 20 kg. Dari 20 kg bahan mentah talas akan diperoleh sekitar 16 kg keripik talas (bahan baku mengalami penyusutan sekitar 4 kg). Produk akan dikemas dalam bentuk kemasan dengan netto: 250 gram (1/4 kg) sehingga dari 16 kg produk yang dihasilkan akan diperoleh 64 bungkus dengan berat 250 gram.
Harga untuk 1 bungkus keripik dengan berat 250 gram adalah Rp.6.000,- sehingga akan diperoleh pendapatan kotor di setiap periode adalah sebesar 64 bks x Rp.5.000,- = Rp.320.000,-.
Adapun keseluruhan modal yang dikeluarkan di awal pendirian usaha, meliputi peralatan, bahan habis pakai, transportasi, promosi, dll adalah Rp.354.500,- (lihat tabel 1). (Jadi, jika dihitung berdasarkan keseluruhan modal awal yang meliputi bahan habis pakai, peralatan, dan biaya lain-lain (tabel 1) sebesar Rp.354.500,- maka modal akan kembali dalam waktu 2-3 bulan atau 3 kali produksi (3 periode produksi) dengan rincian : pendapatan per produksi Rp.320.000 x 3 periode = Rp.960 .000,-).
Untuk modal tetap (modal yang tidak perlu dikeluarkan lagi di setiap periode produksi) meliputi peralatan dan biaya lain-lain dengan jumlah Rp.354.500,- (lihat tabel 1). Sedangkan modal/biaya yang perlu dikeluarkan setiap kali produksi meliputi biaya bahan habis pakai sebesar Rp.120.500,- (lihat tabel 1) dan biaya susut peralatan per bulan sebesar Rp 15.800,- (lihat tabel 2) sehingga biaya produksi yang dikeluarkan setiap bulannya adalah Rp.136.300,-
Pendapatan per produksi = Rp.256.000,-
Pengeluaran per produksi = Rp.136.300,-
Keuntungan per produksi = Rp.119.700,-
Tabel 1 Anggaran Biaya
NO | URAIAN | JUMLAH | |
1 | BAHAN HABIS PAKAI | ||
a. Umbi Talas @ Rp 2.000,-/kg x 20 kg | Rp 50.000,- | ||
b. Bawang Merah @ Rp 3.000,-/ons x 2 ons | Rp 6.000,- | ||
c. Bawang Putih @ Rp 4.000,-/ ons x 3 ons | Rp 12.000,- | ||
d. Minyak Goreng @ Rp. 10.000,-/kg x 3 kg | Rp 30.000,- | ||
e. Garam @ Rp 3.000,-/bks x 1 bks | Rp 3.000,- | ||
f. Penyedap Rasa @ Rp 500,-/bks x 3 bks | Rp 1.500,- | ||
g. Ketumbar @ Rp 2000,-/ons x 0,5 ons | Rp 1.000,- | ||
h. Kemiri @ Rp 4000,-/ons x 0,25 ons | Rp 1.000,- | ||
i. Gas 3 Kg @ Rp 15. 000,-/tabung x 1 | Rp 15.000,- | ||
JUMLAH | Rp 120.500,- | ||
2 | PERALATAN | ||
a. Kompor gas @Rp 60.000,-/kompor x 1 | Rp 60.000,- | ||
b. Lap @Rp 3.000,-/helai x 2 | Rp 6.000,- | ||
c. Talenan @Rp 4.500,-/buah x 2 | Rp 9.000,- | ||
d. Penggorengan @Rp 30.000,-/buah x 1 | Rp 30.000,- | ||
e. Baskom @Rp 5.000,-/buah x 2 | Rp 10.000,- | ||
f. Pisau @Rp 4.000,-/buah x 2 | Rp 8.000,- | ||
g. Saringan @Rp 5.000,-/buah penggorengan | Rp 5.000,- | ||
h. Solet @Rp 4.000,-/buah x 1 | Rp 4.000,- | ||
i. Serok @Rp 6.000,-/buah x 1 | Rp 6.000,- | ||
j. Plastik Kemasan 1/4kg @Rp 3.000,-/bks x 2 | Rp 6.000,- | ||
JUMLAH | Rp 144.000,- | ||
3 | BIAYA LAIN-LAIN | ||
a. Transportasi | Rp 50.000,- | ||
b. Promosi | Rp 20.000,- | ||
c. Laporan dan Pengadaan | Rp 20.000,- | ||
JUMLAH | Rp 90.000,- | ||
TOTAL KESELURUHAN BIAYA | Rp 354.500,- | ||
Pemasukan * | Rp 256.000,- |
Pengeluaran * | Rp 136.300,- |
Keuntungan * | Rp 119.700,- |
Tabel 2 Biaya Penyusutan Alat Per Bulan
No | Nama Barang | Jumlah alat | Harga (Rp) | Usia Pakai (Tahun) | Biaya Penyusutan (Rp/Bulan) |
1. | Kompor Gas | 1 | Rp 60.000,- | 6 | 5.000,- |
2. | Talenan | 1 | Rp 4.000,- | 1 | 1.000,- |
3. | Penggorengan | 1 | Rp 30.000,- | 5 | 3.000,- |
4. | Baskom | 2 | Rp 5.000,- | 3 | 1.200,- |
5. | Pisau | 2 | Rp 4.000,- | 5 | 1.000,- |
6. | Saringan | 1 | Rp 8.000,- | 2 | 2.000,- |
7. | Solet | 1 | Rp 4.000 | 2 | 1.000,- |
8. | Serok | 1 | Rp 6.000 | 2 | 1.600,- |
JUMLAH BIAYA PENYUSUTAN PERALATAN PER BULAN | Rp 15.800,- |
a. BEP
· BEP volume produksi =
=136.300,-/5.000,-
= 28 bungkus
Maka modal akan kembali setelah diproduksi keripik talas sebanyak 27 bungkus. Jadi apabila dalam 1 kali produksi dihasilkan 50 bungkus keripik maka akan diperoleh keuntungan sebanyak 50 bks – 27 bks = 23 bks.
· BEP Harga Produksi
= 136.300,- / 50 bks
= Rp 2.726,-
Jadi, harga untuk 1 bungkus keripik sebesar Rp 2.726,- merupakan harga dimana biaya/modal produksi kembali sehingga untuk mendapatkan keuntungan harga per unit/ per kemasan harus di atas Rp 5.000,-. Jadi dengan harga per bungkus Rp.5.000,- maka diperoleh keuntungan per bungkus sebesar Rp 5.000 - Rp 2726. = Rp 2.274,-.
b. B/C Ratio
Keuntungan (B) yang diperoleh per bulan adalah Rp. 119.700,- dan biaya produksi (C) per bulan adalah Rp. 136.300,- sehingga diperoleh B/C Ratio = 119.700,- : 136.300,- = 0.89. Jadi dengan B/C Ratio 0,89 (di atas nol) maka usaha ini dinyatakan layak dan keuntungan yang diperoleh adalah 90 % dari biaya produksi.
R/C Ratio
Seluruh pemasukan/pendapatan per bulan (R) adalah Rp. 384.000,- dan biaya produksi per bulan (C) Rp. 136.300,- sehingga diperoleh R/C Ratio = 320.000,- : 136.300,- = 2,3. Jadi dengan R/C Ratio 2,3 (di atas 1) maka usaha ini dinyatakan layak untuk didirikan.
c. Rencana Pencapaian
Perencanaan menajemen yang digunakan adalah general partnersip yaitu semua anggota ikut secara aktif mengoperasikan bisnis serta bersama-sama bertanggung jawab, termasuk tanggung jawab yang tak terbatas terhadap hutang-hutang bisnis. Namun dalam pelaksanaan teknis ada pembagian tugas masing-masing sesuai kesepakatan bersama. Selain itu akan diadakannya kerjasama dengan beberapa pedagang skala menengah ke bawah dan tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan pengusaha skala atas untuk membantu memasarkan produk keripik ini sehingga dapat dengan cepat dikenal dan diminati oleh masyarakat.
d. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Adapun masyarakat yang akan dijadikan sasaran dalam pemasaran produk keripik ini adalah masyarakat yang ada di Purworejo terutama pada daerah :
1. Masyarakat yang tersebar di sekitar kampus dan kompleks perumahan Universitas PGRI Yogyakarta.
2. Mahasiswa dan dosen di kampus UPY
3. Mini Market dan warung-warung makanan yang tersebar di Kabupaten Purworejo.
4. Para pedagang makanan khas kota Purworejo yang tersebar di pasar-pasar tradisional di Kebupaten Purworejo, Yogyakarta dll.
H. METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan di tempat usaha yang telah disewa selama 4 bulan di sekitaran kampus UPY. Kegiatan akan dilakukan selama 4 bulan dan kegiatan diadakan 3 kali dalam seminggu yaitu hari rabu, sabtu dan minggu dimulai dari persiapan bahan dan peralatan, pencarian bahan baku, pengolahan bahan, pengujian, pemasaran, dll sehingga dihasilkan produk yang diinginkan. Untuk tahapan pembuatan produk dilakukan dalam bentuk periode, jadi dalam waktu 4 bulan akan diadakan 5 periode pembuatan produk sehingga dihasilkan produk yang diinginkan. Kegiatan akan dimulai dari jam 08.00 WIB sampai selesai.
Umbi talas sebagai bahan baku dalam pembuatan keripik talas diperoleh dari petani talas. Dalam pemilihan bahan baku harus sangat diperhatikan agar kualitas produk dapat maksimal. Untuk itu perlu dilakukan seleksi terhadap talas yang akan digunakan dalam pembuatan keripik talas ini. Umbi talas yang dapat dijadikan sebagai bahan baku produk adalah umbi talas yang masih segar dan dagingnya berwarna putih keruh.
Langkah-langkah pelaksanaan program sebagai berikut :
a. Persiapan bahan baku
Adalah rangkaian kegiatan mulai dari pembelian bahan baku berupa umbi talas yang baik dan segar dari semua varietas talas yang aman dikonsumsi, didapat dari petani talas secara langsung. Selanjutnya bahan baku yang telah diperoleh kemudian di sortasi untuk menghilangkan bahan baku yang dianggap kurang baik untuk diolah, misalnya terdapat cacat, busuk dan sebagainya.
b. Pengolahan
Tahapan ini merupakan kegiatan mulai dari proses pengupasan bahan baku, pencucian, pengirisan, hingga bahan baku siap untuk dilakukan pengolahan .
c. Pembuatan Keripik Talas
Merupakan rangkaian proses pengolahan bahan mentah dari talas, selanjutnya diolah menjadi keripik talas yang siap untuk dikonsumsi. Kemudian akan diadakan beberapa uji untuk membuktikan apakah keripik talas ini baik untuk dikonsumsi baik penelitian di laboratorium maupun menguji secara langsung kepada masyarakat sehingga akan diketahui respon masyarakat terhadap produk keripik talas.
d. Paket Teknologi Produk dan Pengemasan
Dilakukan untuk mengetahui tentang teknologi produk yang dihasilkan, perkiraan daya simpan produk yang dihasilkan dan teknologi pengemasan yang sesuai dengan produk guna mempertahankan mutu dan kualitas produk. Teori yang diberikan berkaitan dengan sifat fisik dan karakteristik bahan, pengetahuan tentang pengemasan dan labeling produk.
e. Promosi dan Pemasaran
Setelah keempat paket kegiatan di atas selesai dilaksanakan maka akan dilakukan promosi dan pemasaran yang akan dilakukan dengan beberapa cara yaitu langsung dijual kepada konsumen dan toko-toko yang banyak dikenal masyarakat atau toko-toko yang telah berkompeten dalam bidang pendistribusian makanan serta langsung menuju masyarakat sasaran yang telah ditentukan.
I. JADWAL KEGIATAN
Tabel. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan | Bulan ke-1 | Bulan ke-2 | Bulan ke-3 | Bulan ke-4 | |||||||||||||
Minggu ke- | Minggu ke- | Minggu ke- | Minggu ke- | ||||||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | ||
Konsultasi Dengan Dosen Pembimbing | √ | √ | √ | √ | √ | √ | √ | √ | |||||||||
Persiapan Bahan dan Peralatan | √ | ||||||||||||||||
Pembuatan Produk Kerupuk Talas Ebi | √ | ||||||||||||||||
Tahap komersialisasi produk | √ | √ | √ | √ | √ | √ | √ | ||||||||||
Tahapan pengujian produk | √ | √ | √ | ||||||||||||||
Evaluasi secara umum kegiatan bisnis | √ | √ | |||||||||||||||
Pengolahan Data | √ | ||||||||||||||||
Pembuatan draft laporan akhir | √ | ||||||||||||||||
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: Slamet D.S dan Ig.Tarkotjo (1980), majalah gizi dan makanan jilid 4, hal 26, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.
Suyanto, Pengantar Akuntansi 1. 2002. Balai Pustaka
wah mantap gan..
BalasHapussipps...suwun
HapusIzin copas ya gan,
BalasHapussilahkan, semoga bermanfaat
Hapus